Bromelia

Keragaman bentuk dan warna daun serta penampilan eksotis bunga bromelia telah memesona kalangan pecinta tanaman hias. Sekalipun sebagian besar hobiis menyebutnya nanas hias, beberapa spesies sangat mirip dengan kerabatnya, yaitu nanas buah (Ananas comosus L), bromelia tidak hanya tumbuh baik di lahan terbuka (outdoor plant), tetapi juga di dalam ruangan (indoor pot plant). Bentuk unik dan warna mencolok bunga yang berada di antara hijau helai-helai daunnya, adalah daya tarik utama bromelia. Warna daun dan bunganya cemerlang hampir di segala musim. Bunga bromelia bisa bertahan satu sampai tiga bulan. Rata-rata sebuah bromelia memiliki 40 helai daun yang bagian ujungnya melengkung. Pada beberapa spesies bagian daunnya terdapat gerigi, sedangkan pada spesies lainnya lembut, tanpa gerigi.

Bromelia termasuk keluarga Bromeliaceae. Ia berasal dari Argentina dan Brasil. Warga Amerika Latin mengenal bromelia sebagai tanaman berkhasiat obat, yakni sebagai obat cacing. Tanaman yang masih satu keluarga dengan nanas ini kaya kalsium dan vitamin C. Daun bromelia juga bisa mengempukkan daging.

Nama bromelia diambil dari nama seorang ahli botani asal Swedia, Olof Ole Bromell. Total jumlah spesiesnya di dunia mencapai belasan, tetapi di Indonesia, jenis bromelia yang populer kebanyakan berbunga oranye (Bromelia alta, B. flemingii, B. humilis, B. scarlatina, dan B. serra) atau merah (Bromelia alsodes, B. antiacan, B. goyazensis, dan B. hieronymii). Bromelia kuning (Bromelia chrysantha, B. goeldiana, dan B. palmeri), ungu (Bromelia horstii dan B. karatas), dan merah jambu ada, tetapi jumlahnya sedikit.

Bromelia merupakan jenis tanaman hias yang tidak memerlukan perawatan rumit dan dapat tumbuh di berbagai kondisi lahan. Meskipun demikian, tanaman subtropik ini tetap membutuhkan perawatan optimum agar senantiasa sehat dan indah. Bromelia tidak terlalu rewel, dalam arti tidak perlu disiram terlalu sering dan tahan ditanam di dataran rendah. Penyiraman sebaiknya disesuaikan dengan kondisi medianya, jangan terpancang dengan rutinitas. Siramlah kalau medianya sudah terlihat kering. Ingat, bahwa kondisi media pasti berbeda antara cuaca panas, mendung, dan hujan. Selain itu, bromelia paling benci lingkungan yang kering. Di ketiak daunnya harus selalu ada genangan air. 

Air yang tertampung pada bromelia tak perlu dikhawatirkan akan menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti. Kehadiran nyamuk ini bisa dicegah dengan penyiraman rutin 2 – 3 hari sekali. Perkembangan nyamuk ini dari telur hingga dewasa memerlukan waktu sekitar 10 -12 hari. Jadi, kalaupun ada nyamuk yang bertelur, kemungkinan menjadi dewasa sangat kecil lantaran air selalu terganti. Cara lain untuk mencegah nyamuk dating dengan memberikan 1 sendok teh furadan di tengah bromelian sebulan sekali. Selain furadan juga bisa menggunakan bubuk abate. Pemberian furadan dan abate ini tidak mengganggu pertumbuhan tanaman. Sebenarnya nyamuk tidak dapat hidup di bromeliad karena airnya asam, nyamuk ini lebih banyak ditemukan pada air dengan pH netral. Sedangkan derajat keasaman air bromelia adalah 5 – 6.

Pemupukan bromelia juga tidak terlalu sulit. Jika Anda menggunakan pupuk slow release maka pemupukan cukup dilakukan tiga bulan sekali. Pupuk NPK juga bisa digunakan tapi pupuk jenis ini mudah sekali diserap. Jadi frekuensi pemupukan harus lebih sering.

Agar bromelia Anda segar dan rajin memamerkan warna-warni bunganya, sebaiknya jangan ditanam di tanah. Gunakan media sabut kelapa atau cacahan pakis. Selain itu, bromelia sebaiknya ditempatkan di tempat terbuka, namun tidak terkena sengatan matahari langsung. Agar hasilnya baik tempat tumbuh Bromelia bisa dinaungi dengan penutup jala atau paranet.

No comments:

Post a Comment